Pertumbuahan Ekonomi Aceh Naik, Akan Tetapi Angka Kemiskinan Lambat Menurun

Ekonomi Aceh pada 2011 tumbuh 5,89% dengan kontribusi terbesar berasal dari sektor minyak dan gas.

“Pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi pada sektor tanpa minyak dan gas alam [migas], yaitu mencapai 5,79%, sedangkan dari sektor migas ekonomi Aceh hanya tumbuh 5,02%,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik Aceh Syeh Suhaimi, hari ini.

Kendati di bawah angka pertumbuhan ekonomi Indonesia, dia mengemukakan selama tahun lalu, semua sektor dalam perekonomian menunjukkan pertumbuhan positif. Kondisi ini menunjukkan potensi peningkatan pertumbuhan ekonomi Bumi Rencong ini sangat besar.

“Tiga sektor dengan pertumbuhan tertinggi adalah sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 8,57%, diikuti sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 7,97%, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran 6,82%,” tambah Syeh Suhaimi.

Akan tetapi, target Pemerintah Provinsi Aceh yang berupaya menciptakan pertumbuhan ekonomi sebesar 6 hingga 6,5 persen pada tahun 2012 ternyata tidak bisa tercapai, dan dalam realisasinya justru pertumbuhan berada jauh di bawah rata-rata angka nasional.


Capaian itu memang mengalami peningkatan cukup signifikan jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Aceh pada tahun 2010. Namun belum mencapai target yang telah ditentukan oleh Pemerintah.

Meskipun pertumbuhan ekonomi terus meningkat tiap tahun, namun masih terjadi paradoks, karena belum disertai dengan penyerapan tenaga kerja sekaligus penuntasan kemiskinan yang luas.

"Inilah masih terjadi paradoks, karena pertumbuhan ekonomi di Aceh belum diiringi perbaikan kesejahteraan kehidupan masyarakat yang masih banyak berada di bawah garis kemiskinan," katanya.

Menurut dia, paradoks tersebut akibat pertumbuhan ekonomi yang yang relatif sedikit menyerap tenaga kerja, dan tidak signifikan menurunkan angka kemiskinan.

Dapat kita simpulkan bahwa, pertumbuhan ekonomi di Aceh memang terus meningkat, akan tetapi, tidak mencapai target, selain itu juga pertumbuhan ekonomi tersebut belum menyerap tenaga kerja secara maksimal, sehingga angka kemiskinan di Aceh tidak menurun dengan signifikan.